Pages

Sabtu, 14 Mei 2011

GAMBARAN UMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN

Sebelum Proklamasi RI, Sulawesi Selatan, terdiri atas sejumlah wilayah kerajaan yang berdiri sendiri dan didiami empat etnis yaitu ; Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.
Ada tiga kerajaan besar yang berpengaruh luas yaitu Luwu, Gowa dan Bone, yang pada abad ke XVI dan XVII mencapai kejayaannya dan telah melakukan hubungan dagang serta persahabatan dengan bangsa Eropa, India, Cina, Melayu dan Arab.
Setelah kemerdekaan, dikeluarkan UU Nomor 21 Tahun 1950 dimana Sulawesi Selatan menjadi propinsi Administratif Sulawesi dan selanjutnya pada tahun 1960 menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1960. Pemisahan Sulawesi Selatan dari daerah otonom Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dengan UU Nomor 13 Tahun 1964, sehingga menjadi daerah otonom Sulawesi Selatan.
Menurut catatan sejarah Budaya Sulsel, ada tiga kerajaan besar yang pernah berpengaruh luas yakni Kerajaan Luwu, Gowa, dan Bone, disamping sejumlah kerajaan kecil yang beraliansi dengan kerajaan besar, namun tetap bertahan secara otonom. Berbeda dengan pembentukan Propinsi lain di indonesia, Sulsel terbentuk menjadi satu kesatuan wilayah administratif tingkat propinsi, atas kemauan dan ikrar raja-raja serta masyarakat setempat sekaligus bergabung dalam negara kesatuan Republik Iindonesia, sehingga Sulsel menjadi salah satu propinsi di Indonesia yang diatur dalam UU Nomor 21 tahun 1950 dan Makassar sebagai pusat pemerintahan.
Dengan undang-undang ini maka Wilayah Administratif Sulsel terbagi menjadi 21 daerah swantantra tingkat II dan 2 (dua) kotapraja yakni Makassar dan Parepare. Status Propinsi Administratif Sulawesi berakhir pada tahun 1960 yang ditetapkan dengan UU Nomor 47 Tahun 1960 dan secara otonom membagi Sulawesi menjadi Propinsi Sulawesi Selatan Tenggara beribukota Makassar dan Propinsi Sulawesi Utara-Tengah beribukota Manado, Empat tahun kemudian pemisahan wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara ditetapkan dalam II Nomor 13 Tahun 1964 dan Sulawesi Selatan resmi menjadi daerah otonom dan terus disempurnakan dengan ditetapkannya UU No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah yang menggabungkan wilayah administratif daerah-daerah otonom dalam satu penyebutan yaitu Daerah Tingkat II atau Kotamdya dan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Selanjutnya Propinsi daerah Tingkat I Sulawesi Selatan terbagi dalam 23 Kabupaten/Kotamadya serta 2 (dua) Kota Administratif yakni Palopo di Kabupaten Luwu dan Watampone di kabupaten Bone. Sedangkan yang sangat berarti adalah perubahan nama ibukota Propinsi sulawesi Selatan dari makassar ke Ujung Pandang yang ditetapkan dalam PP Nomor 51 tahun 1971 Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 65 tahun 1971.
Sulawesi Selatan terletak di jazirah Selatan Pulau Sulawesi. Propinsi yang Beribukota di Makassar ini, terletak antara :
0 ° 12‘ – 8 ° Lintang Selatan
116 °48‘ – 122 ° 36‘ Bujur Timur.
Secara administratif berbatasan :
Sebelah Utara dengan Propinsi Sulawesi Tengah Sebelah Barat dengan Selat Makassar Sebelah Timur dengan Teluk Bone Sebelah Selatan dengan Laut Flores Luas wilayahnya, 62.482,54 km2 (42 % dari luas seluruh pulau Sulawesi dan 4,1 % dari Luas seluruh Indonesia).Posisi yang strategis di Kawasan Timur Indonesia memungkinkan Sulawesi Selatan dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan , baik bagi Kawasan Timur Indonesia maupun untuk skala internasional.
Pelayanan tersebut mencakup perdagangan, transportasi darat – laut – udara, pendidikan, pendaya-gunaan tenaga kerja, pelayanan dan pengembangan kesehatan, penelitian pertanian tanaman pangan, Perkebunan, perikanan laut, air payau tambak, kepa-riwisataan bahkan potensial untuk pengembangan lembaga keuangan dan perbankan.
Wisatawan Manca Negara mengenal Kota Makassar lewat Benteng Ujung Pandangnya atau yang terkenal dengan nama benteng Fort Rotterdam. Benteng Ujungpandang merupakan peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu di Sulawesi Selatan. Kerajaan yang sangat kuat dan berjaya sekitar abad ke – 17 adalah Kerajaan Gowa, dengan ibu kota Makassar. Benteng Ujung Pandang di bangun pada tahun1545 semasa pemerintahan Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung, juga terkenal dengan nama Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Pada tahun 1667 ketika kekuatan Gowa dikalahkan oleh Belanda semua perbentengan dimusnahkan, kecuali Benteng Somba Opu. Ketika itu Kerajaan Gowa memiliki 17 benteng. Dua tahun kemudian sesudah perjanjian Bongaya, Benteng Somba Opu kemudian dimusnahkan secara total oleh Belanda. Namun kemudian dibangun kembali oleh Belanda dan diberi nama Fort Rotterdam.
Kini Kota Makassar kembali menjadi Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan, setelah sebelumnya pernah bernama Kotamadya Ujung Pandang. Kota Makassar terkenal pula sebagai kota “Angin Mamiri” berarti kota dengan hembusan angin sepoi-sepoi basah, Kota ini juga terkenal dengan “Pantai Losarinya” yang indah atau dikenal dengan restoran terpanjang karena pengunjung yang dapat menikmati hidangan lezat sambil menikmati hembusan angin laut yang menyegarkan dan menyaksikan terbenamnya matahari serta keindahan panorama laut. Kota makassar bersuhu 22 – 33o C, dengan luas wilayah 175,77 Km2 dan terus berkembang khususnya ke arah Timur dimana pembangunan infrastruktur seperti perluasan Pelabuhan Laut makasar, bandara Hasanuddin, jalan tol, Kawasan Industri Makassar dan berbagai proyeklainnya tengah dilaksanakan.
Sektor Pariwisata
Sektor Perikanan
Sektor Peternakan
Sektor Pertanian
Secara geografis Kota Makassar terletak pada koordinat antara 5o 30’ 18 sampai 5o 14’ 49” Lintang Selatan dan 119o 18’ 97” sampai 119o 32’ 3” Bujur Timur.
Batas-batas Wilayah
Sebelah Utara : Kabupaten Pangkep Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa
Sebelah Timur : Kabupaten Maros
Sebelah Barat : Selat Makassar
Penduduk Sulawesi Selatan tersebar di 24 Kabupaten/Kota dengan ragam etnis yang berbeda, seperti Suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja.
Beberapa lokasi wisata yang ada di Makassar dan sekitarnya seperti, Permandian Alam Bantimurung yang terletak di Kabupaten Maros, Cagar Budaya Benteng Rotterdam yang terletak di Kota Makassar, Pemandangan Alam Pantai Losari yang terletak di Kota Makassar dan Trans Studio Tanjung Bunga yang terletak di Kota Makassar, dll.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beberapa program unggulan, diantaranya Pendidikan dan Kesehatan Gratis, Surplus 2 juta ton beras, peningkatan hasil jagung, kakao, udang, sapi ternak, dll.
Jumlah penduduk di Sulawesi Selatan yang tegolong masyarakat miskin masih tinggi, namun dari tahun ketahun menunjukkan penurunan yang signifikan, dimana :
Pada Tahun 2008 mencapai 1.031.700 jiwa
Pada Tahun 2009 diperkirakan 963.570 jiwa
Pada Tahun 2010 mencapai 883.948 jiwa
Pertumbuhan angkatan kerja di Sulawesi Selatan tidak berimbang dengan lapangan kerja yang tersedia, dimana :
Pada Tahun 2008 angkatan kerja sebesar 3,45 juta jiwa
Pada Tahun 2009 angkatan kerja sebesar 3,67 juta jiwa
Pada Tahun 2010 angkatan kerja mencapai 3,82 juta jiwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung meningkat dari tahun ketahun.
Pada Tahun 2008 sebesar Rp 1,22 triliun
Pada Tahun 2009 diperkirakan Rp 1,32 triliun
Pada Tahun 2010 diharapkan Rp 1,43 triliun
Pendapatan perkapita masyarakat mencapai :
Pada Tahun 2008 sebesar Rp 10,91 juta
Pada Tahun 2009 diperkirakan Rp 12,58 juta
Pada Tahun 2010 akan mencapai Rp 13,96 juta
Sementara daya beli masyarakat hanya mencapai :
Pada Tahun 2008 sebesar Rp 630.805
Pada Tahun 2009 sebesar Rp 634.768
Pada Tahun 2010 akan mencapai Rp 853.176
Anggaran pembangunan di Sulawesi Selatan Tahun 2009 mencapai Rp 26,86 triliun lebih, dengan rincian sbb :

APBN/PHLN : Rp 11,21 triliun lebih
APBD Provinsi : Rp 2,455 triliun lebih
APBD Kab/Kota : Rp 13,204 triliun

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kunjungan anda, semoga puas atas pelayanan kami